Seorang khatib harus dapat memberikan nasihat, peringatan, dan ajaran mengenai Agama Islam kepada jemaahnya. Maka dari itu, calon khatib harus benar-benar mengerti serta memahami mengenai tata cara khotbah Jumat sebelum berkhotbah di atas mimbar. Lantas, bagaimana tata cara khotbah Jumat yang sesuai syariat? Simak ulasannya berikut ini.
1. Syarat Khotbah Jumat
Sebelum melakukan khotbah, ada baiknya calon khatib mengenal ketentuan lainnya terlebih dulu. Berikut syarat khotbah Jumat yang wajib diketahui oleh calon khatib:
- Khatib harus laki-laki
- Khatib harus suci dari hadas kecil dan besar
- Khatib harus menutup aurat
- Khatib harus berdiri jika mampu
- Khotbah harus dilakukan pada saat dzuhur setelah azan ke-2 shalat Jumat
- Isi rukun khotbah baik yang pertama dan kedua harus didengar oleh jamaah dengan jumlah sekurang-kurangnya 40 orang
- Khatib harus duduk sebentar dengan tumaninah atau mengistirahatkan sebentar dirinya di antara dua khotbah
- Khotbah pertama dengan kedua harus dilaksanakan dengan berturut-turut, begitu juga antara khotbah dengan shalat Jumat
- Rukun-rukun khotbahJumat harus disampaikan menggunakan bahasa Arab
2. Rukun Khotbah Jumat
Adapun rukun-rukun khotbah Jumat sebagai berikut:
- Bacaan Alhamdulillah: khotbah Jumat wajib dimulai dengan bacaan hamdalah, yakni lafadz pujian kepada Allah SWT. Misalnya seperti lafadz Ahmadullah atau innalhamda-lillah.
- Shalawat kepada Nabi SAW: Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas. Paling tidak ada ucapan shalawat seperti as-shalatu ala Muhammad, ana mushallai ala Muhammad, maupun shalli ala Muhammad. Salah satu contoh shalawat nabi, yaoti: Allahumma sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa alihii wa ash haabihi wa man tabiahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
- Membaca dua kalimat Syahadat
- Ajakan Untuk Bertaqwa kepada Allah SWT: Sederhananya adalah perintah atau anjuran untuk bertakwa kepada Allah SWT. Mengenai lafadz-nya, khatib dapat memilih dengan bebas. Misalnya saja seperti Bertaqwalah kalian kepada Allah SWT atau marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat kepada Allah SWT.Bisa juga dengan membaca yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
- Membaca ayat suci Al-Quran pada salah satu khotbahnya. Paling tidak, khatib dapat membaca minimal satu kalimat dari ayat suci Al-Quran ketika sedang khotbah.
3. Adab Khatib Sebelum Azan Berkumandang
Sebelum azan berkumandang, calon khatib harus melakukan enam adab berikut ini:
- Berangkat ke Masjid dengan hati dan pikiran yang tenang.
- Ketika di Masjid, disarankan untuk melakukan shalat sunah sebelum duduk sambil menunggu waktu shalat Jumat.
- Khatib sebaiknya merasa terhormat dan percaya diri, sebab menyampaikan khotbah Jumat merupakan tugas keagamaan yang mulia
- Naik dan berdiri di atas mimbar dengan khusyu. Tidak lupa untuk senantiasa mengingat Allah SWT dengan berdzikir, sehingga mampu membuat suasana menjadi sakral.
- Mengucapkan salam dan menatap jemaah
- Duduk sejenak untuk mendengarkan azan
4. Adab Khatib Usai Azan Berkumandang
Ketika azan sudah selesai dikumandangkan, ada baiknya khatib melakukan tiga adab berikut ini:
- Menyampaikan khotbah dengan sikap tawadlu, tak menyampaikan khotbah layaknya orasi serta tidak menunjukkan arogansi
- Materi yang disampaikan harus bermanfaat bagi seluruh jamaah dan tidak berisi kepentingan pribadi
- Memberikan isyarat pada jamaah untuk berdoa, dapat dengan mengangkat tangan sehingga jamaah ikut mengamini doa yang disampaikan.
5. Tata Cara Khotbah
Tata cara khotbah Jumat ini sesuai dengan ajaran dari Rasulullah SAW. Berikut tata cara khotbah Jumat yang sesuai dengan sunnah Rasul:
- Khatib berdiri di atas mimbar, kemudian mengucap salam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdullah, Sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan salam. HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.
- Setelah mengucap salam, suara azan akan dikumandangkan. Khatib disarankan untuk duduk mendengarkan dengan seksama hingga azan selesai.
- Selanjutnya, khatib berdiri untuk berkhotbah.
- Sebelum memulai, ada baiknya khatib membuka khotbah sesuai dengan rukun khotbah, yakni membaca alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma bad.
- Khatib disarankan untuk berdiri sembari menghadapkan wajahnya pada para jamaah. Akan tetapi, jika khatib tidak memungkinkan untuk berdiri maka khotbah dapat dilakukan dengan posisi duduk.
- Duduk di antara dua khotbah. Setelah menyampaikan khotbah pertama, khatib dianjurkan duduk sejenak untuk beristirahat sebelum melanjutkan khotbah kedua.
- Khotbah Jumat sebaiknya tidak terlalu panjang. Khotbah hendaknya tak boleh lebih lama dari durasi shalat Jumat.
- Dalam berkhotbah, khatib sebaiknya melantangkan suara serta menyampaikan khotbahnya dengan jelas. Hal ini bertujuan supaya jamaah yang mendengarkan dapat memahami kata-kata yang diucapkan dengan baik.
- Saat pada akhir khotbah, dianjurkan untuk ditutup dengan kalimat permohonan ampun kepada Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini dapat disampaikan pada khotbah kedua.
7. Adab Khatib Usai Ikamah
Setelah selesai menyampaikan khotbah, muazin akan mengumandangkan ikamah. Setelah ikamah selesai, khatib segera melakukan adab berikut ini:
- Turun dari mimbar
- Pastikan kondisi tenang dan bertakbir
- Dianjurkan membaca dengan tartil
Itu dia penjelasan lengkap mengenai contoh khotbah Jumat dan tata cara menjadi khatib yang bisa kamu coba! Semoga bermanfaat!