Sujud Syukur Adalah: Hikmah Hingga Doanya

 Sebagai manusia apalagi manusia yang beriman kepada Allah SWT tentu kita pernah merasakan kebahagiaan atau kabar gembira atau pun memenangkan suatu perlombaan. Kemudian kita atau orang lain melakukan sujud yaitu sujud syukur. Sujud syukur merupakan sujud yang sunnah dilaksanakan ketika mendapat nikmat dari Allah SWT atau terhindar dari malapetaka.

Agama Islam mengajarkan umatnya agar bersyukur jika mendapat karunia Allah SWT. Sujud syukur merupakan wujud rasa terima kasih kepada Allah SWT atas nikmat yang telah dikaruniakan. Termasuk terhindar dari musibah merupakan nikmat atau karunia Allah SWT yang patut disyukuri.

Sebagaimana dasar hadits Rasulullah SAW tentang pelaksanaan sujud syukur yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: “Dari Abu Bakrah, bahwasanya Nabi saw. segera bersujud berterima kasih kepada Allah apabila datang kepada beliau sesuatu yang menyenangkan atau kabar gembira.” (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Bersyukur kepada Allah SWT adalah kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Sementara itu, hukum mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT dengan sujud syukur adalah Sunnah.

Rasulullah Saw. bersabda:

Artinya: “Dari Abu Bakrah, sesungguhnya Rasulullah SAW. apabila mendapat sesuatu yang menyenangkan atau diberi kabar gembira segeralah tunduk sujud sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi yang menganggapnya sebagai Hadis Hasan).

Sebab-Sebab Sujud Syukur

Jumhur ulama sependapat ihwal sunnahnya mengerjakan Sujud Syukur. Berikut ini merupakan seseorang yang disunnahkan untuk sujud syukur yaitu:

  1. Karena mendapatkan nikmat dan karunia dari Allah Swt.
  2. Mendapatkan kabar gembira atau berita yang menyenangkan.
  3. Terhindar atau selamat dari bahaya (musibah) yang akan menimpanya. Misalnya kecelakaan tenggelamnya kapal, jatuhnya pesawat atau selamat dari pembunuhan, dan lain-lain.

Diriwayatkan dari Abu Bakrah bahwa Nabi SAW apabila mendapatkan sesuatu yang disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah tunduk bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.

Baihaqi meriwayatkan dengan sanad menurut syarat Bukhari: “Bahwa Ali r.a ketika menulis surat kepada Nabi SAW untuk memberitahukan masuk Islamnya Suku Hamadzan, beliau pun sujud dan setelah mengangkat kepalanya terus bersabda: ‘Selamat sejahtera atas Suku Hamdzan! Selamat sejahtera atas Suku Hamdzan’!”

خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَاتَّبَعْتُهُ حَتَّى دَخَلَ نَخْلاً فَسَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ حَتَّى خِفْتُ أَوْ خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ قَدْ تَوَفَّاهُ أَوْ قَبَضَهُ – قَالَ – فَجِئْتُ أَنْظُرُ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ « مَا لَكَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ ». قَالَ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ. فَقَالَ « إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ لِى أَلاَ أُبَشِّرُكَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ لَكَ مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ صَلَّيْتُ عَلَيْهِ وَمَنْ سَلَّمَ عَلَيْكَ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ

Dari Abdurrahman bin ‘Auf: “Bahwa Rasulullah saw. pada suatu hari keluar dan saya mengikutinya sampai kami tiba di Nakhl. Beliau lalu sujud dan lama sekali sujudnya itu hingga saya takut kalau-kalau Allah akan mendatangkan ajalnya di sana. Saya lalu datang mendapatkannya, tiba-tiba beliau mengangkat kepala dan bertanya: ‘Mengapa wahai Abdurrahman?’ Saya menceritakan perasaan saya tadi, maka beliau pun bersabda:’Sesungguhnya Jibril a.s. datang kepadaku tadi dan berkata: Sukakah Anda ku beri kabar gembira? Sesungguhnya Allah berfirman kepada Anda: Barangsiapa membacakan shalawat padamu, maka Aku akan memberinya rahmat. Dan berang siapa membacakan salam kepadamu, maka Aku akan memberinya keselamatan. Oleh karena itu saya sujud sebagai tanda syukur kepada Allah Ta’ala.

Hakim juga meriwayatkan hadits seperti ini dan mengatakan: “Hadits ini sah menurut syariat Bukhari dan Muslim dan dalam soal sujud syukur ini, belum pernah saya jumpai sebuah hadits yang lebih sah dari ini.”

Bukhari meriwayatkan bahwa ka’ab bin Malik melakukan sujud syukur ketika menerima berita bahwa tobatnya diterima Allah SWT.

Ahmad mengatakan bahwa Ali r.a juga sujud ketika menemukan mayat Dzats-Tsudaiyah diantara orang-orang Khawarij yang tewas dalam peperangan dengannya.

Sa’ad bin Manshur juga menyebutkan bahwa Abu Bakar melakukan sujud syukur ketika mendengar kematian Musailamah, yakni Nabi palsu.

Suci lebih afdhal. Sujud syukur itu juga memerlukan syarat sebagai syarat-syarat shalat, tetapi ada pula ulama yang berpendapat bahwa syarat-syarat itu tidak diperlukan sebab memang bukan termasuk dalam shalat.

Dalam kitab Fathul ‘Allam disebutkan bahwa pendapat kedua inilah yang lebih tepat.

Syaukani berkata: “Dalam sujud Syukur tidak terdapat sebuah hadits pun yang menjelaskan bahwa untuk melakukannya itu disyaratkan berwudhu, suci pakaian dan tempat.”

Apakah takbir diperlukan? Imam Yahya dan Abu Thalib berpendapat bahwa tidak terdapat keterangan dari Nabi SAW yang menjelaskan bahwa dalam sujud syukur itu diharuskan bertakbir, hanya saja disebutkan dalam kitab Bahr bahwa dalam sujud syukur itu takbir diperlukan.

Tidak di waktu shalat. Imam Yahya berkata bahwa sujud syukur dalam shalat tidak dibolehkan dan memang tidak ada seorang ulama pun yang memperkenalkannya sebab tidak ada sangkut-pautnya sama sekali.

“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Syarat dan Rukun Sujud Syukur 

  • Syarat Sujud Syukur

Sujud syukur mempunyai syarat-syarat yaitu sebagai berikut:

  • Suci dari hadas dan najis baik badan, pakaian maupun tempat.
  • Menghadap kiblat sebagaimana shalat, jika mengetahui arah kiblat.
  • Menutup aurat.
  • Rukun Sujud Syukur

  • Niat

Yaitu saat sengaja mengerjakan sujud syukur. Sebelum melaksanakan sujud syukur, ada niat yang harus dibaca dalam hati dengan posisi berdiri sempurna menghadap kiblat.

  • Takbiratul ihram

Dengan membaca “Allahu Akbar”

Artinya: “Allah Maha Besar.”

Takbiratul ihram merupakan rukun qauli (rukun yang berupa ucapan) yang dengannya seseorang telah masuk dalam rangkaian ibadah shalat.

  • Sujud 

Sambil membaca doa sujud syukur. Bacaan doa sujud syukur adalah sebagai berikut yaitu:

سُبْحَانَ اللّهِ والْحَمْدُللّهِ وَ لا اِلهَ اِلَّا اللّهُ وَ اللّهُ اَكْبَرُلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بالله العلي العظيم

Subhaanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar, walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim.

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi, Maha Agung.”

  • Cara duduk di antara dua sujud adalah dengan duduk iftirasy, yakni membentangkan punggung kaki kiri di lantai dan mendudukinya, lalu kaki kanan ditegakkan dan jari-jarinya menghadap kiblat.
  • Salam sesudah bangun dari sujud. Ucapkan salam seperti di akhir shalat. Salam dilakukan dengan menoleh ke kanan hingga pipi terlihat dari belakang.

Kemudian, menoleh ke kiri hingga pipi terlihat dari belakang, sambil mengucapkan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hikmah Sujud Syukur  

Sujud syukur adalah bentuk terima kasih dan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana rasa syukur itu sendiri, ia membawa beberapa hikmah sebagai berikut:

  1. Mengingatkan dan mendekatkan diri kepada Zat yang memberi nikmat dan keselamatan yaitu Allah SWT.
  2. Menghindarkan diri dari sifat sombong, karena apa yang kita peroleh semuanya berasal dari Allah SWT.
  3. Sebagai bentuk ungkapan kepasrahan hamba kepada Tuhannya.
  4. Mendapatkan pahala dan di akhirat akan disediakan tempat yang istimewa bagi mereka yang pandai bersyukur.
  5. Bersyukur berdampak positif pada mood, sehingga akan merasakan lebih banyak kebahagiaan.
  6. Rasa syukur merupakan faktor yang bisa membantu mencegah stres dan depresi yang berujung pada keinginan bunuh diri. Meningkatkan praktik syukur kita sendiri dapat membantu melindungi kita saat berada di titik paling lemah.
  7. Bersyukur juga bisa membuat kita lebih banyak sabar. Sebuah penelitian, melaporkan mereka yang lebih banyak bersyukur cenderung lebih sabar dan membuat keputusan yang lebih baik.

Bacaan Niat Sujud syukur

Dalam ajaran agama Islam, terdapat empat jenis sujud yang dikenal secara luas. Keempat jenis sujud ini adalah sujud dalam shalat, sujud tilawah, sujud sahwi dan sujud syukur. Yang kita bahas kali ini mengenai sujud syukur. Bagi umat Islam melakukan sujud merupakan salah satu cara umat Islam untuk berkomunikasi dengan Allah SWT.

Baca Juga :  Pengertian Ijtihad, Tujuan, Syarat, Fungsi, Manfaat, Macam dan Tingkatan Ijtihad Lengkap

Sujud syukur dilakukan karena seseorang sebagai wujud terima kasih atas nikmat dan karunia yang luar biasa dari Allah SWT. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa Sahabat Abu Bakrah mengatakan, “Bila Rasulullah SAW mendapat kemudahan dan kabar gembira, beliau langsung tersungkur bersujud kepada Allah SWT,” (HR. Ibnu Majah).

Berikut bacaan niat sujud syukur yaitu:

Nawaitu sujudas syukri Lillahi Ta’aalaa

Artinya: “Saya niat sujud syukur karena Allah Ta’ala”

Doa Sujud Syukur

Membaca doa sujud syukur

سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الخَالِقِيْنَ

Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa syaqqa sam’ahu wa bashar ahu, bihaulihi wa quwwatihi, fatabarakallahu ahsanul khaliqin

Artinya: “Aku sujudkan wajahku kepada yang menciptakannya, membentuk rupanya, dan membuka pendengaran serta penglihatan. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.”

Doa Sujud Syukur Ketika Terhindar dari Bahaya Maksiat

Dengan maraknya perzinahan yang merebak di sekitar kita, mendapatkan perlindungan Allah SWT dari segala dosa maksiat tersebut patut kita syukuri.

Berikut ini doa sujud syukur yang diucapkan ketika terhindar dari dosa maksiat yaitu :

اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا

Allāhumma lā taj‘al mushībatanā fī dīninā

Artinya: “Ya Allah, jangan jadikan musibah kami pada agama kami.”

Membaca Doa Sujud Syukur Seperti Sujud Tilawah

Doa sujud tilawah juga bisa dijadikan sebagai salah satu doa sujud syukur. Hal ini karena sebagian ulama menganggap keduanya adalah hal yang sama. Adapun doa sujud tilawah yang dapat dibacakan ketika melakukan sujud syukur, yaitu :

سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الخَالِقِيْنَ

Sajada wajhiya lil ladzī khalaqahū wa shawwarahū wa syaqqa sam‘ahū wa basharahū bi haulihī wa quwwatihī fa tabārakallāhu ahsanul khāliqīna

Artinya: “Diriku bersujud kepada Zat yang menciptakan dan membentuknya, membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya. Maha suci Allah, sebaik-baik pencipta,” {Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu’in pada hamisy I’anatut Thalibin, (Beirut, Darul Fikr: 2005 M/1425-1426 H), juz I, halaman 246}.

Demikian pembahasan tentang sujud syukur hingga doa sujud syukur. Semoga semua pembahasan di atas akan memudahkan kita dalam bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan.