Kopi merupakan minuman hangat kesukaan jutaan orang di dunia. Sekarang ini, budaya ngopi-ngopi sudah mulai merajalela di kalangan millenials masyarakat Indonesia. Sudah banyak kedai kopi yang bermunculan baik di kota-kota maupun pinggiran kota. Dengan tren seperti ini, tidak heran bahwa kopi menjadi minuman yang ketiga paling banyak dikonsumsi di dunia.
Tanaman kopi sendiri merupakan tumbuhan semak yang tumbuh di antara tropik cancer dan tropik capricorn. Agar kopi dapat tumbuh, iklim dan kondisi fisik lingkungan tersebut harus tepat.
Kopi merupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi, dengan konsumsi tahunan mendekati setengah trilyun gelas per tahunnya. Tidak hanya digunakan untuk memproduksi minuman kopi, bijih kopi juga dapat digunakan untuk membuat cola, bahan farmasi, bahkan sebagai dasar kosmetik.
Terdapat dua varietas kopi unggulan yang ditanam secara komersial, kopi Arabica dan kopi Robusta yang lebih murah. Kopi Arabica mencakup sekitar 70% total produksi kopi dunia.
Lebih dari 70 negara di dunia ini memproduksi kopinya sendiri, namun, mayoritasnya diproduksi oleh sepuluh negara dibawah ini.
10. Guatemala (204,000 Ton)

Pada tahun 2016, Guatemala memproduksi sekitar 204,000 ton bijih kopi, dan produksi mereka relatif stabil beberapa tahun terakhir ini. Komoditas ini biasanya ditanam ketika suhu rata-rata di Guatemala berkisar 16-32’C dan pada ketinggian diatas 500 meter MDPL. Guatemala merupakan produsen kopi terbesar di Amerika Tengah sebelum produksi Honduras meroket pada tahun 2011.
Guatemala memilih kopi sebagai komoditas ekspor utamanya karena dua komoditas ekspor mereka sebelumnya, yaitu indigo dan cochineal, kehilangan nilai jual saat pewarna buatan ditemukan pada tahun 1800an.
Pada tahun 1960an, pemerintah Guatemala mendorong produksi kopi dengan membentuk anacafe (Associacion Nacional del Cafe), sebuah asosiasi pemasaran yang bertugas untuk memasarkan kopi lokal di luar negri.
9. Mexico (234,000 Ton)

Pada tahun 2016, Meksiko memproduksi sekitar 234,000 ton bijih kopi. Jenis yang diproduksi mayoritas nya adalah varietas arabica yang berkualitas tinggi.
Mayoritas tanaman ini ditanam pada daerah pesisir yang dekat dengan Guatemala. Meksiko juga merupakan salah satu eksportir kopi yang menguasai pasar Amerika Serikat.
Pada tahun 1990an, terdapat krisis dalam produksi komoditas kopi di Meksiko karena perjanjian internasional kopi (International Coffee Agreement) dibatalkan dan harga kopi dunia turun secara drastis.
Permasalahan ini menyebabkan industri kopi Meksiko hancur pada tahun 1990an. Namun, karena terdapat perjanjian dagang dan permintaan yang tinggi oleh pasar Amerika Serikat, produksi berangsur-angsur meningkat hingga sekarang Meksiko dapat masuk kedalam peringkat 10 besar.
8. Uganda (288,000 Ton)

Kopi merupakan komoditas ekspor utama negara Afrika Tengah ini dengan produksi yang mencapai 288,000 ton. Uganda menyalip produksi Meksiko pada tahun 2015. Negara ini menanam varietas Robusta yang merupakan tanaman lokal di hutan Kibale, maupun arabica dari negara tetangga Ethiopia.
Industri kopi merupakan bagian vital dari perekonomian Uganda dan menyerap banyak sekali tenaga kerja. Pada awalnya, kopi merupakan industri yang dimonopoli oleh pemerintah, namun usaha ini justru menurunkan daya saing Uganda di pasar luar.
Oleh karena itu, industri ini diprivatisasi pada tahun 1991. Proses ini memberikan dampak yang sangat positif, dilihat dari pertumbuhan produksi sekitar 5100% semenjak tahun 1989 hingga sekarang.
Namun, pemerintah Uganda tetap mengontrol perdagangan komoditas ini lewat lembaga pemerintah UCDA (Uganda Coffee Development Authority).
7. India (348,000 Ton)

Pada tahun 2016, India memproduksi 348,000 ton bijih kopi. Mayoritasnya ditanam pada daerah berbukit-bukit di bagian selatan India. Tanaman ini ditanam oleh petani ketika sedang musim hujan muson, dan umumnya ditanam beserta tanaman lain seperti rempah rempah.
Pada tahun 2004, merk kopi India bernama TATA memenangkan tiga medali emas pada kompetisi Grand Cus de Cafe. Karena mayoritas penduduk India lebih menyukai teh dibandingkan dengan kopi, 80% produksi kopi india diekspor ke luar negri, terutama ke Eropa dan Rusia.
6. Honduras (348,000 Ton)

Honduras memproduksi 348,000 ton bijih kopi pada tahun 2016 dan berhasil menempatkan dirinya sebagai produsen kopi utama di Amerika Tengah. Meskipun begitu, kopi yang diproduksi di Honduras belum memiliki identitas nasional seperti negara lain, sehingga terkadang dijual dengan harga yang lebih murah atau hanya dijadikan campuran.
Meskipun begitu, kopi tetap merupakan bagian vital dari perekonomian Honduras, memberikan penghidupan dan pekerjaan bagi sebagian besar masyarakat lokal.
5. Ethiopia (384,000 Ton)

Ethiopia memproduksi bijih kopi dalam jumlah banyak setiap tahunnya, pada tahun 2016, negara ini memproduksi sekitar 384,000 ton. Ethiopia merupakan asal persebaran dari varietas Arabica yang merupakan varietas terpopuler di dunia.
Lebih dari 28% pendapatan ekspor luar negri Ethiopia disumbang oleh sektor kopi dan lebih dari 15 juta penduduknya berkerja pada pada pertanian ataupun pengolahan kopi.
Kopi Ethiopia memiliki budaya dan sejarah yang sangat kental. Selama lebih dari 1,100 tahun, biji-bijian dengan efek stimulan telah ditemukan dan terkadang dikonsumsi oleh penduduk Ethiopia. Biji ini pun akhirnya akan didomestifikasi sehingga menjadi tanaman kopi yang kita kenal sekarang.
Setiap daerah di Ethiopia memiliki jenis Arabica yang sedikit berbeda. Faktor geografis, iklim, dan budaya pertanian lokal turut mempengaruhi rasa dan aroma kopi tiap daerah. Merk yang cukup terkenal adalah Harar, Limu, Sidamo, dan Yirgacheffe yang dinamai sesuai dengan nama daerah mereka ditanam.
4. Indonesia (636,000 Ton)

Indonesia kita yang tercinta berhasil mendapatkan peringkat 4 negara dengan produksi kopi terbesar di dunia. Pada tahun 2016, Indonesia memproduksi lebih dari 636,000 ton bijih kopi.
Kondisi iklim di Indonesia lebih cocok untuk varietas Robusta yang kerap dianggap memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan dengan varietas Arabica yang diproduksi oleh Brazil, Colombia, dan Ethiopia. Namun, kondisi geografis Indonesia yang terletak di kathulistiwa dan memiliki banyak daerah pegunungan sangatlah cocok untuk penanaman masal tanaman kopi.
Pada awalnya, tanaman ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan perusahaan dagangnya yaitu VoC sebagai salah satu tanaman berorientasi ekspor. Saat ini, lahan yang digunakan untuk perkebunan kopi sudah melebihi 1 juta hektar yang mana 90% nya dikelola oleh petani skala kecil.
3. Colombia (864,000 Ton)

Biji kopi yang berasal dari Colombia sudah sangat terkenal di seantero dunia, terutama bagi para pecinta minuman hangat ini. Namun, sekarang Colombia mengalami masalah karena curah hujan dan suhu yang senantiasa meningkat semenjak tahun 1980 hingga 2010.
Faktor iklim tersebut mempengaruhi secara negatif produksi kopi di Colombia dan membuat banyak wilayahnya kurang sesuai untuk penanaman kopi. Meskipun begitu, Colombia tetap merupakan pemain besar di industri ini dengan produksi sejumlah 864,000 ton pada tahun 2016.
2. Vietnam (1,760,000 Ton)

Vietnam memproduksi sekitar 1,760,000 Ton kopi pada tahun 2018, sebuah peningkatan dari tahun 2016 dimana produksinya berkisar pada angka 1,650,000 ton. Meskipun dihancurkan oleh perang Vietnam, kopi tetap merupakan bagian penting dari perekonomian Vietnam.
Produksi kopi Vietnam naik drastis dari 6,000 ton pada tahun 1975 hingga sekitar 1,76 juta ton di tahun 2018. Peningkatan produksi yang drastis ini menyebabkan Vietnam menjadi salah satu eksportir kopi terbesar di dunia. Perdagangan kopi ini selain memberikan pekerjaan bagi ribuan bahkan jutaan warga Vietnam juga memberikan pemasukan yang banyak pada negara.
1. Brazil (3,050,000 Ton)

Produsen kopi terbesar di dunia adalah Brazil. Pada tahun 2016, Brazil memproduksi sekitar 2,595,000 ton biji kopi, pada tahun 2018, produksinya bertambah hingga mencapai 3,050,000 ton. Hal ini tidak mengherankan mengingat bahwa Brazil sudah memegang gelar produsen kopi terbesar di dunia selama kurang lebih 150 tahun.
Perkebunan kopi mencakup lebih dari 27,000 km persegi dari wilayah Brazil, mayoritasnya terletak di Minas Gerais, Sao Paulo, dan Parana. Ketiga provinsi ini terletak di daerah Tenggara dan memiliki iklim serta temperatur yang cocok untuk perkembangan tanaman kopi.
Kopi yang diproduksi di Brazil memiliki perbedaan yang cukup mencolok dibandingkan dengan daerah lain. Petani di Brazil menggunakan proses kering dimana kopi akan dikeringkan dengan matahari sebelum diproses.