Setelah mempelajari struktur kota dan teori struktur kota, kalian pastinya penasaran mengapa pola yang terbentuk bisa seperti itu. Kenapa aktivitas-aktivitas komersial yang mahal selalu ada di pusat kota dan aktivitas yang tergolong lebih murah seperti pertanian, industri, atau perumahan terletak di pinggiran kota? Kali ini kita akan membahas salah satu teori yang mendasari struktur tersebut, yaitu Von Thunen.
Von Thunen adalah seorang tuan tanah dari daerah Mecklenburg, Jerman. Model Von Thunen awalnya digunakan untuk pemodelan pertanian pada suatu daerah. Dalam membuat modelnya, Von Thunen memiliki beberapa asumsi awal yaitu:
- Kota terletak pada lokasi sentral dalam wilayah yang terisolasi
- Wilayah tersebut dikelilingi oleh hutan belantara
- Topografi lokasi datar, tanpa adanya gunung atau sungai
- Iklim dan kualitas tanah yang sama dalam satu wilayah
- Petani/peternak memindahkan barang tani mereka sendiri ke kota tanpa adanya jalan
- Petani bersifat rasional untuk memaksimalkan keuntungan
Dalam menghitung lokasi penggunaan lahan tani dan juga kemampuan sewanya, Von Thunen menggunakan rumus:
R adalah sewa yang mampu dibayarkan
Y adalah produksi per unit lahan pertanian
p adalah harga pasar produk tersebut
c adalah biaya produksi produk tersebut
F adalah biaya transportasi per unit produk per satuan jarak
m adalah jarak dari lokasi pertanian menuju pasar

Teorema Land Rent Von Thunen bergantung pada produktivitas dari produk tersebut berbanding dengan harga pasar. Semakin rendah biaya produksi dibandingkan dengan harga pasar, maka petani akan dapat membayar sewa lebih banyak. Hal ini dilambangkan dengan garis produk yang terletak semakin tinggi di sumbu Y, sedangkan jika harga selisih antara biaya produksi dengan harga pasar rendah, maka garis produk akan berada lebih rendah pada sumbu Y.
Jika biaya transportasi untuk suatu produk berkurang, maka grafik akan cenderung melandai kearah kanan. Hal ini menunjukkan bahwa profit atau rent yang sanggup dibayarkan oleh petani meluruh lebih lambat.
Produk yang memiliki volume yang besar dan berat serta produk yang perishable umumnya memiliki grafik yang terjal. Hal ini dikarenakan dengan semakin jauhnya jarak, mereka semakin kehilangan nilai, bisa jadi karena produk tersebut berkurang utilitasnya seperti susu basi atau sayuran tidak segar, atau bisa juga karena biaya transportasi yang diperlukan untuk mengangkutnya melebihi harga pasar produk tersebut.
Kompetisi Lahan Von Thunen
Kompetisi lahan dalam model Von Thunen dapat dilihat pada gambar diatas. Pada titik awal yang dekat dengan pasar, profit sayuran sangat tinggi dibandingkan dengan produk lainnya sehingga para petani melakukan penanaman sayuran. Seiring dengan jarak, profit sayuran menurun drastis dibandingkan dengan gandum (wheat), sehingga pada lokasi tersebut petani menanamkan gandum dibandingkan sayuran. Semakin jauh dari pasar, semakin turun pula nilai utilitas dari gandum, pada suatu titik, keuntungan dari peternakan sapi (cattle) lebih tinggi dari pertanian gandim, sehingga pada lokasi tersebut, dilakukan peternakan sapi.
Pola seperti ini disebabkan oleh biaya transportasi yang meningkat baik secara eksponensial maupun secara normal untuk beberapa produk tertentu. Pada contoh diatas, sayuran tidak dapat dibudidayakan jauh dari pasar karena akan berkurang kesegarannya jika transportasinya terlalu lama, gandum pun begitu walaupun tidak separah sayuran, namun sapi dapat dibawa ke pasar dengan mudah untuk disembelih di pasar, sehingga jarak dari pasar tidak terlalu berpengaruh. Ditambah lagi dengan keperluan lahan peternakan sapi yang lebih tinggi dibandingkan pertanian sayuran atau gandum, sehingga lebih menguntungkan memiliki lahan yang luas dan berbiaya sewa rendah.
Cincin Von Thunen
Berdasarkan alasan yang sudah dijelaskan diatas, model Von Thunen akan menciptakan cincin-cincin yang menunjukkan delineasi penggunaan lahan. Cincin ini berdasarkan observasi Von Thunen sendiri.

Cincin-cincin tersebut dapat dilihat pada gambar disamping ini.
Titik Hitam menunjukkan lokasi pasar.
Putih menunjukkan lokasi pertanian market garden dan peternakan sapi perah.
Hijau menunjukkan lokasi perhutanan dan industri perhutanan.
Kuning menunjukkan lokasi gandum dan perladangan.
Merah menunjukkan industri peternakan ranching.
Hijau gelap menunjukkan zona yang tidak dapat dilakukan agrikultur karena kualitas lahan rendah atau biaya transport terlalu tinggi.
Zonasi diatas dapat terbentuk karena adanya perbedaan biaya transportasi dan biaya utilitas dari produk-produk yang dipasarkan. Semakin jauh dari pasar maka biaya sewa tanah akan berkurang dan biaya transportasi akan meningkat. Oleh karena itu, produk yang berlokasi dekat dengan pasar adalah produk yang memiliki biaya transport tinggi, sedangkan yang berlokasi jauh dari pasar adalah yang memiliki biaya transportasi rendah. Contohnya adalah industri hasil hutan yang berlokasi dekat dengan pasar karena volume dan berat kayu yang mempersulit transportasi.
Selain transportasi, terdapat pula faktor utiltias seperti yang telah dijelaskan diatas. Apabila nilai kegunaan suatu barang berkurang seiring dengan waktu, produsen barang tersebut akan cenderung memilih lokasi yang dekat dengan pasar agar dapat meminimalisir waktu transportasi barang. Contohnya adalah pertanian sayuran dan peternakan sapi perah.
Modifikasi Teori Von Thunen

Terdapat pula modifikasi dari teori Von Thunen yang mengasumsikan adanya sungai yang memudahkan transportasi. Pada model ini dapat dilihat bahwa produksi sayuran market gardening dan peternakan sapi perah dapat berlokasi jauh dari pasar asalkan dekat dengan jalur transportasi sungai.
Model ini mengasumsikan bahwa sungai tersebut dapat digunakan untuk mempermudah transportasi dengan memanfaatkan kapal. Kapal ini pun dapat membawa barang dari lokasi-lokasi yang jauh dari pasar, sehingga mereka dapat dengan mudah menjual produknya di pasar. Implikasi dari model ini adalah biaya sewa yang meningkat drastis seiring jalur sungai.