Hierarki pemukiman adalah konsep yang menjelaskan bahwa semakin banyak populasi pada suatu pemukiman, maka semakin lengkap layanan (service) pada pemukiman tersebut, serta semakin luas pula area geografisnya.
Namun, seiring dengan membesarnya suatu pemukiman, jumlah pemukiman yang setara dengan pemukiman tersebut (number of settlements) menjadi semakin sedikit.
Konsep ini adalah konsep yang sangat penting dalam tatanan geografi ekonomi dan geografi perkotaan.
Rank Size Rule
Rank size rule adalah argumen yang menyatakan bahwa semakin besar suatu kota, semakin sedikit pula kota yang setara dengannya. Rank size rule ini merupakan salah satu dasar dari pembahasan hierarki pemukiman. Dalam menentukan rank size rule, digunakan rumus dibawah ini.
xR(x) = M
x = Hierarki kota
R(x) = Populasi kota (ukuran kota)
M = Konstan
Kota-kota di negara maju umumnya memiliki korelasi yang baik dengan model ini, tidak seperti kota-kota di negara berkembang. Pada negara berkembang, terdapat gap yang besar antara kota utama (primate city) dengan kota-kota lainnya.
Contoh Hierarki Pemukiman
Mari kita membayangkan Jakarta dan Pekalongan. Dari segi populasi, sudah jelas Jakarta memiliki populasi yang lebih besar dibandingkan Pekalongan, yaitu 9 juta jiwa dibandingkan dengan 298.595 jiwa.
Jika kita perhatikan, fasilitas dan layanan yang disediakan di Jakarta juga lebih beragam, seperti adanya gelanggang olah raga, museum, mall dalam jumlah banyak, serta kereta commuter.
Pekalongan tidak memiliki kereta commuter, gelanggang olah raga, dan walaupun terdapat mall, jumlahnya masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Jakarta.
Untuk barang barang tersier seperti smartphone, mobil, dan alat elektronik, Jakarta juga memiliki pilihan yang lebih beragam, brand smartphone luar seperti Apple memiliki lebih banyak Applestore di Jakarta ketimbang di Pekalongan, produsen mobil mewah seperti Lamborghini, Aston Martin, dan Bentley juga lebih memilih menempatkan showroomnya di Jakarta.
Mengapa hal ini terjadi? Mengapa barang-barang yang sulit dicari dan notabene mewah lebih mudah ditemukan di Jakarta dibandingkan di Pekalongan? Jawabannya adalah karena dua faktor yaitu Threshold dan Range.
Range dan Threshold
Threshold adalah ukuran minimum pasar yang dibutuhkan untuk memastikan profitabilitas suatu produk yang akan dijual.
Umumnya produk sandang pangan dan papan memiliki threshold sangat rendah karena semua orang membutuhkannya, sedangkan produk tersier seperti tv layar lebar dan mobil mewah membutuhkan penduduk yang lebih banyak, agar dari jumlah penduduk yang banyak tersebut, ada yang cukup kaya untuk membeli produknya.
Range adalah jarak maksimum yang akan ditempuh oleh pembeli untuk membeli produk yang dicari.
Pada titik tertentu, usaha yang dibutuhkan untuk mencari dan membeli produk tersebut menjadi tidak sepadan dengan manfaat yang diberikan jika pembeli membeli produk tersebut.
Oleh karena itu, range sangat tergantung kepada kebermanfaatan dan kelangkaan suatu produk.
Umumnya, populasi threshold suatu produk akan semakin besar jika produk tersebut merupakan produk mewah yang memiliki harga tinggi.
Semakin tinggi harganya, semakin sedikit orang yang mampu membeli produk tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlah orang yang banyak untuk memastikan ada pembeli.
Populasi threshold juga akan semakin tinggi ketika produk yang dijual adalah produk niche. Produk niche adalah produk yang kebermanfaatannya terbatas untuk golongan tertentu saja.
Secara umum range suatu produk akan semakin jauh ketika produk tersebut memiliki kebermanfaatan yang tinggi dan juga sulit untuk dicari. Penyediaan produk ini berkorelasi secara langsung dengan konsep titik sentral christaller dan juga losch.
Range pasar dari suatu produk hanya konstan jika kondisi pasar sempurna dan ceteris paribus. Namun, kita mengetahui bahwa pasar tidak selalu sempurna dan kondisi ekonomi tidak selalu ceteris paribus.
Oleh karena itu, Hotelling mengeluarkan teori mengenai monopoli spasial. Pada teori ini, perusahaan dapat menguasai pasar yang lebih besar dengan cara melakukan beberapa hal, yang antara lain adalah aglomerasi, dispersi, dan juga perang harga.
Hierarki Pemukiman Doxiadis

Salah satu penggagas settlement hierarchy adalah Konstantinos Apostolos Doxiadis yang menulis dalam bukunya Ekistics. Menurut Doxiadis, hierarki pemukiman idealnya adalah seperti ini, diurutkan dari yang memiliki jumlah populasi dan area terbesar.
Ecumenopolis
Ecumenopolis merupakan konstruk teoritis yang mengasumsikan seluruh wilayah kota di dunia bergabung menjadi satu.
Menurut PBB, pada tahun 2009, 50% populasi dunia sudah tinggal di perkotaan, sehingga jika menjadi ecumenopolis, maka jumlah penduduknya sekitar 3.4 milyar jiwa.
Hingga saat ini belum ada ecumenopolis sejati, sehingga contoh yang paling dengan kita mungkin adalah planet Coruscant pada film Star Wars. Disini, kota yang ada mencakup seluruh planet. Artinya, seluruh permukaan planet merupakan daerah perkotaan.
Megalopolis
Megalopolis merupakan aglomerasi dari banyak konurbasi. Idealnya setiap konurbasi memiliki penduduk lebih dari 10 juta jiwa.
Contoh terdekat dari Megalopolis adalah ketika seluruh pulau Jawa berubah menjadi kawasan perkotaan, koridor Tokyo-Osaka di masa depan, atau koridor Boston-Washington di masa depan pula.
Mengapa di masa depan? Karena, saat ini daerah-daerah tersebut belum dapat dianggap sebagai megalopolis murni. Kepadatan penduduknya kurang tinggi pada wilayah-wilayah antar konurbasinya.
Conurbation
Conurbation dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa metropolis yang terkoneksi menjadi satu. Umumnya populasi konurbasi berada diantara 3 juta – 10 juta jiwa.
Contoh dari conurbation adalah kawasan Jabodetabek, sebuah wilayah fungsional. Disini, terdapat beberapa kawasan metropolis yaitu DKI Jakarta, Bogor raya, Depok, Tangerang, serta Bekasi yang masing-masing merupakan kota dengan daerah hinterand nya tersendiri.
Metropolis
Pemukiman yang dikategorikan sebagai metropolis merupakan gabungan dari sebuah kota besar dan wilayah suburban sekitarnya, ia umumnya terdiri dari berbagai satuan city dan town.
Contohnya adalah Bandung Raya yang merupakan kawasan Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung dan wilayah-wilayah sekitarnya. Ini adalah perwujudan dari kota pusat dan hinterlandnya yaitu kawasan pedesaan dan suburban.
Kota Besar (Large city)
Kota besar merupakan kota yang memiliki populasi diantara 300.000 – 1 juta jiwa. Selain jumlah penduduk, perbedaan utamanya dengan kota biasa adalah kelengkapan fasilitasnya.
Indonesia sendiri memiliki banyak kota yang dianggap sebagai kota besar. Contohnya adalah kota Bandung, Surabaya, Cirebon, dan Medan. Kota-kota tersebut memiliki penduduk lebih dari 300.000 bahkan lebih dari satu juta.
Kota (City)
Kota merupakan pemukiman yang sudah memiliki tingkat pelayanan dan fasilitas mumpuni, namun belum selengkap kota besar. Umumnya ia memiliki populasi diantara 100.000 – 300.000.
Disini, suasana perkotaan sudah sangat kental, kawasan terbangun, adanya jalan-jalan besar, serta fasilitas umum yang sudah sangat lengkap.
Kota Besar (Large town)
Large town merupakan pemukiman yang memiliki penduduk 20.000 – 100.000 jiwa. Disini, suasana perkotaan semakin kental, namun fasilitas yang disediakan belum selengkap sebuah city.
Kota (Town)
Town merupakan pemukiman yang memiliki penduduk 1.000 – 20.000 jiwa. Disini, karakteristik perkotaan dari wilayah tersebut sudah mulai muncul, karakteristik perkotaan ini antara lain adalah keterbangunan yang lebih tinggi serta fasilitas yang lebih lengkap.
Desa
Desa merupakan pemukiman yang lebih besar dari hamlet, namun lebih kecil dari kota (town). Desa sendiri memiliki karakteristik pedesaan yang kental, dan tidak memiliki fasilitas yang selengkap kota.
Idealnya sebuah desa selain memiliki fasilitas dan pelayanan dasar juga memiliki toko kecil, tempat ibadah, dan kantor pos. Dalam tataran geografi wilayah, desa ini akan menjadi hinterland dari daerah perkotaan.
Hamlet
Hamlet merupakan kategori pemukiman yang memiliki populasi dibawah 100 jiwa, dan memiliki tingkat fasilitas serta pelayanan yang sangat mendasar, seperti air bersih, listrik, transportasi, dan warung.
Umumnya, hamlet adalah desa-desa kecil yang berada di daerah terpencil atau di daerah yang sangat jarang penduduknya. Contohnya adalah permukiman petani yang berukuran sangat kecil terletak jauh dari kota terdekat.
Pemukiman terisolasi
Pemukiman seperti ini hanya akan mempunyai 1 atau 2 bangunan dan keluarga. Ia akan memiliki level pelayanan (service) yang sangat kurang, atau bahkan tidak ada.
Hal ini mirip sekali dengan penggolongan kota yang sudah pernah kita bahas. Pada pembahasan kali ini, dimasukkan dimensi mengenai jumlah kota setara yang berkurang semakin tinggi rank dari kota tersebut.